Minggu, 27 Juli 2025
BACAAN ALKITAB HARI INI
Markus 6:30–32
AYAT HAFALAN
“Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahat sejenak.’ Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.”
— Markus 6:31
MARI MULAI DENGAN PERTANYAAN INI:
Pernahkah kamu merasa marah, lelah, atau kesal—tapi tetap melanjutkan semua kesibukan seolah tak terjadi apa-apa?
Sering kali kita mengeluh tentang betapa lelah atau stresnya hidup ini, namun tetap memilih untuk terus menjalani pola hidup yang membuat kita lelah.
Kita hidup dalam kemarahan yang tak terdengar, sambil menyalahkan keadaan atau orang lain—padahal keputusan itu ada di tangan kita sendiri.
INILAH KEBENARAN YANG MEMBEBASKAN: HIDUP SEIMBANG ADALAH TANGGUNG JAWAB PRIBADI
Kehidupan orang percaya yang sehat tidak mungkin dijalani tanpa batas yang sehat.
Tuhan memanggil kita untuk melayani-Nya, tetapi Dia juga memanggil kita untuk menjaga diri kita—fisik, emosi, dan roh.
Bahkan Yesus, yang sempurna, tahu kapan harus berhenti sejenak dan beristirahat.
3 HAL YANG PERLU DIINGAT TENTANG HIDUP YANG SEIMBANG:
- Jangan terus mengeluh jika kamu tidak mau berhenti.
Keluhan tanpa perubahan hanya akan menambah frustrasi.
Jika kita merasa jenuh, marah, atau kehabisan tenaga—mungkin itu tanda bahwa ada sesuatu yang harus kita ubah.
Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk terus bergerak tanpa arah. Dia ingin kita berhenti, refleksi, dan menyesuaikan langkah.
- Kamu bertanggung jawab atas batas hidupmu sendiri.
Tidak ada yang bisa menjaga batas itu selain dirimu sendiri.
Kita tidak bisa menyalahkan orang lain atas ritme hidup yang kita pilih.
Belajar berkata “tidak,” berani istirahat, dan menjaga waktu pribadi adalah bentuk ketaatan, bukan egois.
- Bahkan Yesus pun memilih untuk beristirahat.
Yesus tidak memenuhi semua permintaan orang. Dia menarik diri dari keramaian, naik ke gunung untuk berdoa, dan memberi waktu untuk pemulihan.
Kalau Yesus saja butuh istirahat—bagaimana mungkin kita mengira kita bisa hidup tanpa jeda?
HATI YANG SEIMBANG ADALAH HATI YANG DAPAT DIPAKAI TUHAN LEBIH LAMA
Burnout bukanlah tanda kesetiaan—tapi tanda peringatan.
Tuhan ingin kita melayani-Nya dengan sukacita, bukan kelelahan kronis.
Ketika kita mengatur ulang batas dan ritme hidup, kita sedang menyelaraskan diri dengan cara Tuhan bekerja—bukan hanya untuk hasil, tapi untuk keberlanjutan.
PERTANYAAN UNTUK DIPIKIRKAN HARI INI
Adakah area dalam hidupmu yang tidak seimbang?
Apakah kamu sedang memaksa dirimu melewati batas yang Tuhan sendiri tidak pernah tetapkan untukmu?
DOA HARI INI
Tuhan, Engkau tahu keletihan yang tersembunyi dalam hatiku.
Aku sering memaksakan diri melampaui batas karena ingin menyenangkan orang lain—atau bahkan menyenangkan Engkau—tapi dengan cara yang salah.
Tolong aku untuk belajar hidup seimbang, seperti Yesus.
Ajari aku untuk tahu kapan harus melayani, dan kapan harus berhenti untuk dipulihkan.
Aku mau taat bukan hanya dalam aktivitas, tapi juga dalam ritme hidup yang Engkau kehendaki.
Dalam nama Yesus, Amin.
TANTANGAN SEDERHANA HARI INI
Ambil waktu minimal 30 menit hari ini untuk benar-benar berhenti.
Bukan scroll media sosial, bukan kerja diam-diam, tapi waktu diam bersama Tuhan—berdoa, membaca Firman, atau sekadar beristirahat dengan tenang.
KUNCI KEBENARAN UNTUK DIPEGANG
Tuhan tidak memanggilmu untuk hidup terbakar habis demi-Nya, tapi untuk hidup teratur bersama-Nya. Ketaatan juga berarti tahu kapan harus beristirahat.